Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Famili : Hylobatidae
Genus : Symphalangus
Spesies : Symphalangus syndactylus
IUCN : Genting (Endangered)
CITES : Appendix I
INDONESIA : PP. No 7/1999, UU No 5/1990, Permen LHK
106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018
Deskripsi : Hewan arboreal (aktif di siang hari), memiliki lengan panjang dan tidak memiliki ekor, berwarna hitam agak cokelat kemerahan. Memiliki indra pendengaran, penglihatan (melihat warna), bau, rasa, dan sentuhan. wajah berbulu dengan mata gelap dan hidung kecil. Ukuran tubuh jantan dan betina sekitar 30-35 inci dan berat 7 kilogram.
Pakan : hewan omnivora. Sektar 75% adalah buah, sisanya daun, bunga biji-bijian,kulit kayu, serangga, laba-laba, telur burung dan burung kecil. Di Kebun Binatang terbiasa dikasi buah papaya, pisang, semangka, jeruk, jagung, sayur.
Breeding : Berkembang biak sekitar umur 8 – 9 tahun. Masa kehamilan 8 bulan. Pada saat lahir, siamang muda menempel pada perut induknya untuk mendapatkan kehangatan.
Habitat : Hutan hujan tropis.
Penyebaran: Asia Tenggara terutama Semenanjung Malaysia dan Sumatra
Keterangan: Siamang memiliki kantung tenggorokan yang disebut kantung gular. Kantung ini dapat mengembang menjadi besar seperti kepala mereka yang berfungsi membuat pita suara lebih keras. Dalam keadaan bahaya, siamang betina akan mengeluarkan suara yang nyaring dan diikuti oleh siamang jantan selama 3 – 15 menit dan terdengar sampai jarak sekitar 6,5 km.
siamang (Symphalangus syndactylus) adalah kera hitam yang berlengan panjang, dan hidup pada pohon-pohon. Pada umumnya, siamah sangat tangkas saat bergerak di atas pohon, sehingga tidak ada predator yang bisa menangkap mereka. Siamang merupakan spesies terancam, karena deforestasi habitatnya cepat. Siamah tidak memliki ekor dan memiliki postur tubuh yang kurang tegak. Siamang juga memiliki perkembangan otak yang tinggi. Siamang berwarna hitam agak cokelat kemerahan. Kera ini memiliki anyaman antara jari kedua dan ketiga.
Ukuran
Siamang jantan memiliki ukuran yang sama dengan siamang betina, yaitu sekitar 30-35 inci dan berat 7 kilogram.
Habitat
Siamang banyak hidup di Asia Tenggara. Mereka juga banyak ditemukan di beberapa tempat, seperti Semenanjung Malaysia dan Sumatra.
Perilaku
Siamang merupakan hewan yang lebih aktif pada siang hari. Mereka bersosialisasi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai tiga ekor siamang. Berbeda dengan kera lainnya, siamang tidak mempunyai tempat khusus untuk tidur.Mereka hanya tidur sendiri atau dengan beberapa ekor siamang di celah antar cabang pada pepohoan.Mereka tidur dengan posisi tegak, bersandar pada bantalan keras yang terletak di ujung belakang mereka Bantalan ini disebut ischial callosities. Selain itu, siamang memiliki kantung tenggorokan yang biasa disebut kantung gular. Kantung ini dapat mengembang menjadi besar seperti kepala mereka yang berfungsi membuat pita suara lebih keras Pada waktu dalam keadaan bahaya, siamang betina akan mengeluarkan suara yang nyaring dan diikuti oleh siamang jantan selama tiga hingga lima belas menit.Suara mereka dapat terdengar dari jarak sekitar 6,5 km.Siamang tidak dapat berenang dan takut air. Siamang dapat bertahan hidup sekitar 35-40 tahun.
Makanan
Siamang merupakan hewan omnivora. Sektar 75% makanan mereka adalah buah, sisanya daun, bunga, biji-bijian, dan kulit kayu. Mereka juga memakan serangga, laba-laba, telur burung, dan burung kecil. Karena takut air, siamang akan mencelupkan kaki depannya ke dalam air atau menggosok tangan pada daun yang basah dan menghisap air pada bulu kakinya sebagai minuman.
Reproduksi dan pertumbuhan
Siamang mulai berkembang biak pada usia 5-7 tahun.Siamang betina melahirkan anaknya pada usia 8 bulan.Siamang yang lahir memiliki rambut yang sedikit dari siamang dewasa dan memiliki berat sekitar 6 ons. Induk siamang memelihara bayi mereka yang masih muda. Pada saat lahir, siamang muda menempel pada perut induknya untuk mendapatkan kehangatan.Mereka disapih sekitar 1 tahun. Siamang muda hidup bersama induk mereka sekitar 5-7 tahun.
Status
Siamang merupakan hewan yang terancam punah.Hal ini disebabkan karena banyaknya penangkapan siamang yang dijadikan pasaran penjualan hewan pemeliharaan. Untuk mencegah punahnya siamang, diperlukan campur tangan pemerintah dalam menjadikan keberadaan siamang sebagai objek wisata dan riset sehingga mendatangkan manfaat bagi daerah tanpa harus mengganggu atau menangkap satwa tersebut.