
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
SubFilum: Vertebrata
Kelas: Aves
Ordo: Casuariiformes
Famili: Casuariidae
Genus: Casuarius
Spesies: C. casuarius
IUCN : Resiko Rendah (Least Concern
CITES : Non Appendix
INDONESIA : PP. No 7/1999, UU No 5/1990, Permen LHK
106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018
Deskripsi : Berukuran besar dan memiliki rambut berwarna hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya. Memiliki kaki yang besar, berbuku-buku, dan kuat dengan tiga buah jari pada masing-masing kakinya
Pakan : buah-buahan, sayur-sayuran dan mamalia kecil. Di Kebun Binatang dikasi pakan buah-buahan (Pepaya, pisang) sayur-sayuran ( kangkong, sawi putih, kacang panjang), ubi, tahu, anak ayam (DOC), tikus putih
Breeding : Biasanya hidup sendiri, tetapi akan berpasangan ketika musim kawin.Telur berwarna hijau, dan terdapat ulir. Telur dierami oleh kasuari jantan selama 49-52 hari.
Habitat : Hutan hujan dataran rendah, hutan rawa, lembah dan savana
Penyebaran :Australia, Papua dan pulau Seram di provinsi Maluku
Keterangan : Ciri khas terdapat tonjolan keras diatas kepala berwarna coklat pucat dan diujungnya terkadang berwarna orange/kemerahan yang berfungsi untuk melindungi burung dari cedera oleh cabang-cabang selama gerakan cepat di hutan. Kasuari tidak dapat terbang, tetapi mampu berenang dengan baik, dan dapat lari dengan cepat.
-
Morfologi
Burung Kasuari memiliki tubuh yang besar.
Burung kasuari dapat mencapai berat 60-85 kg.
Sementara itu, tinggi burung kasuari dapat mencapai hingga 1,6 m.
Pada kepala kasuari, terdapat semacam tanduk, atau biasa disebut ketopong (casque).
Ketopong ini digunakan kasuari untuk menggali serasah dedaunan ketika mencari makanan.
Badan kasuari berbulu tebal, akan tetapi kepala dan lehernya berbulu tipis.
Pada kasuari dewasa, bulunya berwarna hitam legam, kaku, dan pendek.
Terdapat garis memanjang berwarna coklat gelap dari kepala hingga ekor anak kasuari.
Selain itu, bulu bersifat nuptial, artinya akan berubah warna pada bulu akan berubah seiring dengan pertambahan usia.
Anak kasuari memiliki bulu yang berwarna coklat pucat, dan bergaris.
Perubahan warna bulu dari coklat bergaris menjadi coklat polos terjadi pada umur sekitar enam bulan.
Ketopong dan gelambir baru akan tumbuh setelah menginjak usia 2 hingga 3 tahun.
Sekitar umur empat tahun, warna bulu kasuari akan berubah menjadi hitam legam.
Setiap bulu terdiri dari dua batang bulu kembar.
Bulu cabang kasuari tidak melekat satu sama lain.
Kasuari memiliki dua kaki, masing-maisng berjari tiga dan pipih di bagian bawah.
Jari tengah memiliki cakar, berfungsi sebagai pertahan diri untuk menyerang musuh.
Kasuari memiliki tulang dada tanpa lunas atau carina.
Sayapnya hanya memiliki panjang 35 cm saja.
Selain sayap, ekor kasuari juga mengalami reduksi.
Telur kasuari berwarna gelap.
Warna tersebut bisa hijau tua hingga biru tua yang mengkilap.
Burung kasuari tidak bisa terbang, namun dapat berlari hingga kecepatan sekitar 40 km/jam.
-
Fisiologi
Kasuari merupakan hewan diurnal, yaitu hewan yang aktif di siang hari.
Selain berlari dengan kecepatan yang tinggi, kasuari juga bisa berenang.
Kasuari merupakan hewan yang soliter.
Satwa ini hanya hidup berpasangan saat musim kawin saja.
Dalam satu musim kawin, biasanya kasuari betina mampu mendapatkan 3 pejantan.
Kasuari betina bertelur tiga hingga delapan butir.
Telur tersebut diletakkan di atas cekungan tanah di dekat pohon.
Biasanya kasuari menggunakan daun atau ranting sebagai alas telur mereka.
Uniknya, yang bertugas mengerami telur adalah kasuari jantan.
Setelah tujuh minggu, telur ini akan menetas.
Selama masa mengasuh anak, kasuari menjadi lebih agresif dari biasanya.
Pengasuhan anak juga dilakukan oleh kasuari jantan hingga memasuki usia remaja.
-
Anatomi
Sistem pencernaan burung kasuari meliputi tembolok (crop), lambung kelenjar, dan lambung muskular (gizzard, empedal), 2 buah secum, usus besar dan kloaka.
Respirasi kasuari menggunakan paru-paru yang berhubungan dengan sejumlah kantung udara.
Kantung tersebut berfungsi untuk bernafas saat terbang, serta melindungi bagian jantung.
Sistem ekskresi kasuari menggunakan ginjal bertipe mesonefros.
Kasuari bersifat ovipar, yaitu berkembang biak dengan cara bertelur.
-
Suara
Kasuari memiliki dua jenis pekikan.
Pertama, berbunyi mirip bunyi bedug bertalu.
Kedua, mirip dengkur emu, biasanya dikeluarkan sebelum mengerami telur.
-
Usia
Burung kasuari dapat hidup hingga usia 50 tahun.
Meski demikian, kasuari mengalami penurunan populasi.
Hal tersebut dikarenakan adanya konversi lahan hutan menjadi pemukiman, ataupun perkebunan.
-
Makan
Burung kasuari makan pada pagi dan sore hari di hutan sekunder.
Kasuari memakan buah-buahan yang jatuh, seperti buah matoa (Pometia sp), beringin (Ficus sp), nibun (Pigafettafilaris), palem-paleman (Arecaceae), rotan (Calamus sp), jambu hutan (Sizygium sp), pala hutan (Palaquium sp), kenari (Canarium sp) dan buah-buahan lainya.