Klarifikasi

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Buceritoforme

Famili: Bucerotidae

Sub Famili: Bucerotinae, Bucorvinae

Genus: Tropicranus, Tockus, Ocyceros, Anthracoceros, Buceros, Rhinoplax, Anorrhinus, Penelopides, Berenicornis, Aceros, Rhyticeros, Bycanistes, Ceratogymna dan Bucorvus

                                                                                                                                   IUCN            : Rentan (Vulnerable)

                                                                                                                                                   CITES          : Appendix II

                                                                                                                                                   INDONESIA : PP. No 7/1999, UU No 5/1990, Permen LHK

                                                                                                                                                                          106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018

Deskripsi    : Burung ini berukuran + 100 cm, Burung jantan: Kepala  krem. Bulu halus kemerahan bergantung dari tengkuk,  kantung leher kuning tidak berbulu dengan setrip hitam.  Burung betina: Kepala dan leher hitam, kantung leher  biru. Iris merah, paruh kuning dengan tanduk kecil  kerenyut, kaki hitam. Terbang dengan kepakan sayap  yang berat dan suara keras

Pakan          : buah-buahan, Ficus, kepiting, kodok. Di Kebun Binatang  diberikan buah (Pepaya & pisang), tahu, ketela rambat  (rebus), anak ayam (DOC).

Breeding     : Sarang berupa lubang pohon yang ditutupi kotoran,  dengan betina terkurung didalamnya. Telur berwarna  putih berbintik merah dan coklat, jumlah 1-2 butir. Berbiak bulan Juli-September.

Habitat         :hutan dataran rendah, perbukitan, tersebar sampai ketinggian 2.000 m dpl.

Penyebaran : Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali

Keterangan :Dikatagorikan burung yang sangat setia terhadap pasangan, karena dari mulai mengeram sampai memelihara bayinya, Burung jantan lah yang  mencarikan pakan.

Morfologi

Setiap makhluk hidup pasti memiliki morfologi atau ciri-ciri khususnya sendiri, tak terkecuali pula Burung Rangkong yang memiliki ciri-ciri khusus. Burung Enggang sendiri memiliki banyak keunikan yang hanya dimiliki oleh burung ini, yaitu salah satunya balung yang berada di atas paruh burung unik ini.

Balung merupakan salah satu ciri khas dari satwa yang satu ini. Casque atau balung sendiri terletak di atas paruh yang hanya dimiliki oleh satwa langka ini. Balung berfungsi sebagai ruang dengung suara, hal tersebut yang menyebabkan balung memiliki struktur yang berongga.

Ukuran tubuh dari burung ini dapat dikatakan besar jika dibandingkan dengan spesies burung lainnya, terutama dari jenis Rangkong Gading.

Sebagian besar spesies Burung Enggang memiliki paruh yang besar, panjang, melengkung, dan beratnya ringan. Paruh burung ini memiliki keunikan tersendiri dan karena keunikan tersebutlah burung langka ini banyak diburu oleh pemburu liar.

Panjang tubuh satwa ini sendiri bervariasi diantara 65-170 cm. Berat tubuh dari burung ini berkisar 290-4200 gram. Berat badannya yang sebesar itu menunjukan bahwa ukuran Burung Rangkong dapat dikatakan besar untuk ukuran jenis burung yang dapat terbang.

Warna bulu pada Burung Rangkong berbeda untuk jantan dan betinanya. Burung jantan memiliki warna bulu yang lebih mencolok dibandingkan dengan betina. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh bulu dengan warna hitam, abu-abu, dan putih ditambah dengan warna merah dan kuning pada bagian kulit leher, kepala dan lingkar mata. Burung jantan memiliki warna yang lebih mencolok untuk memikat burung betina.

4. Makanan

Burung Rangkong merupakan burung pemakan buah-buahan atau yang biasa disebut dengan frugivora. Terdapat tiga jenis buah-buahan pakan burung unik ini yaitu; buah yang berkulit keras (husked), buah berdaging (drupaceus) yang mengandung banyak lemak dan fig (ficus) yang mengandung protein, karbohidrat, kalsium dan air.

Pada umumnya burung ini memiliki cara tersendiri untuk memakan buah-buahan tersebut. Cara pertama yaitu dengan memasukkan dan melumat buah tersebut di dalam paruh lalu bijinya dikeluarkan setelah bagian buah tersebut ditelan. Kedua, dengan menelan sekaligus bijinya namun biasanya cara ini digunakan ketika buah yang dimakan berbiji halus, biji tersebut akan dikeluarkan diakhir bersama dengan kotoran.

Contoh buah-buahan yang menjadi makanan burung ini adalah buah beringin, buah pala, dan buah kenari.

Selain pemakan buah-buahan, burung ini juga termasuk pemakan serangga. Serangga yang biasanya menjadi makanan burung ini adalah semut, belalang, ulat, kroto, jangkrik, larva kumbang, laba-laba, kumbang, dan masih banyak lagi.

Ketika di alam sulit ditemukan buah-buahan maka burung langka ini akan mencari serangga sebagai pengganti buah-buahan tersebut. Apalagi ketika burung ini sudah masuk ke fase perkembangbiakan, satwa ini akan lebih sering lagi mencari serangga untuk makanannya.

5. Habitat dan Wilayah Jelajah

Habitat Burung Rangkong umumnya di hutan dataran rendah dengan ketinggian 0-1000 mdpl. Hutan tropis pun banyak ditemukan burung langka ini. Daerah jelajah burung ini dapat mencapai 100 km2, hal tersebut artinya Burung Rangkong dapat menebar biji seluas 100 km2.

Keadaan hutan sangat mempengaruhi populasi dari burung langka ini di alam liar. Saat kondisi hutan masih bagus dan belum mengalami deforestasi hutan, di situ pasti masih banyak ditemukan Burung Rangkong. Hal ini karena burung ini yang hidup di virgin forest pasti masih sangat bebas untuk mencari makan maupun mencari sarang untuk tempat mengarami telur.

Ketika kondisi hutan sudah rusak, hal tersebut dapat menyebabkan penurunan populasi Burung Rangkong karena burung ini memang secara alami bersarang di lubang pohon. Apalagi saat jumlah pohon berdiameter besar sudah berkurang. Hal tersebut akan menyulitkan Burung Rangkong dalam mencari sarang.

6. Sebaran

Sebaran Burung Rangkong mulai dari Afrika, Asia, Indonesia, dan Papua Nugini. Di Indonesia sendiri Burung Rangkong banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Papua, dan Sumba. Burung ini paling banyak ditemukan di Pulau Sumatera yaitu ditemukan sekitar 9 jenis Rangkong.

7. Perilaku

Perilaku satwa ini yang merupakan keunikan burung ini adalah bersarang di dalam lubang pohon. Burung Rangkong betina yang mengerami telur akan bersarang di lubang pohon dan ditutupi dengan lumpur, tanah ataupun sisa makanan untuk melindungi dari pemangsa.

Suara dari burung ini pun sangat besar dan unik seperti mengatakan “Calling”.